Sistem Informasi Tentang Keluarga Soekarno
4 min readSistem Informasi Tentang Keluarga Soekarno – Soekarno adalah Presiden pertama Republik Indonesia yang menjabat pada tahun 1945 hingga 1967 Dia adalah sosok pejuang yang memainkan peran penting dalam pembebasan dimainkan oleh bangsa Indonesia melalui kolonialisme Belanda. bersama Mohammad Hatta memproklamirkan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus, Pada tahun 1945.
Sistem Informasi Tentang Keluarga Soekarno
dodingtonfamily – Soekarno adalah orang pertama yang mengembangkan konsep Pancasila sebagai dasar negara Indonesia dan memberinya nama sendiri. soekarno menandatangani dekrit kontroversial 11 Maret 1966 (Supersemar), yang isinya – berdasarkan versi yang dikeluarkan oleh Markas Besar Angkatan Darat : Ditugaskan kepada Letjen Soeharto untuk menjamin dan memelihara keamanan negara dan lembaga kepresidenan. Supersemar menjadi markas Letjen Soeharto untuk membubarkan Partai Komunis Indonesia (PKI) dan mengganti anggotanya di parlemen.
Setelah tanggung jawabnya ditolak oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS) pada sidang umum keempat tahun 1967, Soekarno dicopot dari jabatannya sebagai presiden pada Sidang Istimewa MPRS tahun ini. hal yang sama dan Suharto menggantikannya sebagai presiden sementara Republik Indonesia.
Nama
Soekarno lahir tempatnya di Peneleh, Surabaya, jawa timur dengan nama Kusno (Koesno) pemberian orang tuanya. namun karena sering sakit, ayahnya mengganti namanya menjadi Sukarno pada usia sebelas tahun. Nama tersebut berasal dari seorang panglima perang dalam cerita Bharata Yudha yaitu Karna. Nama “Karna” menjadi “Karno” karena dalam bahasa Jawa huruf “a” berubah menjadi “o”, sedangkan awalan “su” berarti “baik”.
Kemudian ketika menjadi presiden, ia sendiri yang mengubah ejaan nama Sukarno menjadi Sukarno karena mengira nama tersebut menggunakan ejaan kolonial (Belanda). : Ia tetap menggunakan nama Soekarno dalam tanda tangannya karena berada di tanda tangan adalah tanda tangan yang tercantum dalam teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dan tidak dapat diubah. Selain itu, tidak mudah mengubah tanda tangan setelah 50 tahun.Nama terkenal Sukarno adalah Bung Karno.
Achmed Sukarno
Di beberapa negara Barat, nama Sukarno terkadang dieja Achmed Sukarno . Hal ini terjadi karena saat pertama kali Bung Karno berkunjung ke Amerika Serikat, beberapa wartawan bertanya, “Siapa nama depan Bung Karno?
karena mereka kurang memahami beberapa adat istiadat penamaan di Indonesia, khususnya nama Jawa yang hanya menggunakan satu nama atau tanpa nama keluarga.
Soekarno mengaku mendapat nama Ahmad saat menunaikan ibadah haji. Beberapa versi lain menyebutkan bahwa penyisipan nama Achmed sebelum nama Sukarno dilakukan oleh diplomat Muslim Indonesia yang sedang menjalankan misi ke luar negeri dalam upaya mencapai tujuan. pengakuan negara-negara Arab terhadap kedaulatan negara Indonesia.
Informasi Tentang Keluarga Soekarno
Kehidupan
Masa kanak-kanak dan remaja
Soekarno lahir dari ayah bernama Raden Soekemi Sosrodihardjo (1873-1945) dan ibunya Ida Ayu Nyoman Rai (1881-1958). Keduanya bertemu saat Raden Soekemi, seorang guru, ditugaskan di sekolah dasar pribumi di Singaraja, Bali. Nyoman Rai adalah bangsawan Bali dan asal Hindu, sedangkan Raden Soekemi sendiri adalah seorang Muslim. Mereka sudah mempunyai seorang putri bernama Sukarmini sebelum Sukarno lahir. :4-6, 247-251 Semasa kecil, Sukarno tinggal bersama kakeknya , Raden Hardjokromo di Tulung Agung, Jawa Timur.
Awalnya ia bersekolah di Tulung Agung hingga akhirnya pindah ke Mojokerto dan mengikuti orang tuanya yang ditugaskan di kota tersebut. Di Mojokerto, ayahnya mendaftarkan Soekarno di Eerste Inlandse School , sekolah tempat dia bekerja. Kemudian, pada bulan Juni 1911, Soekarno dipindahkan ke European Lagere School (ELS) untuk memulai penerimaannya di Hogere Burger School (HBS) . Pada tahun 1915, Soekarno lulus dari ELS dan berhasil melanjutkan ke HBS di Surabaya, Jawa Timur.
Ia dilahirkan dengan bantuan salah satu teman ayahnya yang bernama H.O.S. diterima di HBS. Tjokroaminoto. Tjokroaminoto bahkan memberikan tempat tinggal kepada Soekarno di kediamannya. Di Surabaya, Soekarno bertemu dengan banyak pemimpin Sarekat Islam, organisasi yang saat itu dipimpin oleh Tjokroaminoto, seperti Alimin, Musso, Darsono dan Haji Agus Salim dan Abdul Muis. Soekarno kemudian aktif dalam kegiatan organisasi pemuda Tri Koro Dharmo yang didirikan sebagai organisasi Budi Utomo.
Baca Juga : Sejarah Tentang Sistem Informasi Keluarga
Ia kemudian mengubah nama organisasinya menjadi Jong Java (Pemuda Jawa) pada tahun 1918. Selain itu, Soekarno juga terlibat aktif dalam penulisan surat kabar “Indie Oetoesane” yang disutradarai oleh Tjokroaminoto.
Setelah lulus dari HBS Soerabaja pada bulan Juli 1921 Soekarno bekerja dengan Djoko Asmo, teman sekelas di HBS , dilanjutkan di HBS Technische Hoogeschool te Bandoeng (sekarang ITB) di Bandung, lulus pada tahun 1921 dengan gelar sarjana teknik sipil, Setelah dua bulan ia meninggalkan perguruan tinggi, namun mendaftar kembali pada tahun 1922 dan lulus pada tahun 1926. Pada tanggal 25 Mei 1926, Soekarno dinyatakan lulus ujian teknik pada hari ulang tahun TH Bandung yang ke-6.
Pada tanggal 3 Juli 1926, ia lulus bersama dengan delapan belas dari insinyur lain. :37 Prof. Jacob Clay, yang saat itu menjabat sebagai dekan fakultas, menjelaskan “Acara ini sangat penting bagi kami karena ada tiga insinyur asal Jawa di antara mereka” Saya Soekarno, Anwari dan Soetedjo, :167 ada pula orang Minahasa lainnya yaitu Johannes Alexander Henricus Ondang.
Perjuangan awal kemerdekaan
Soekarno pertama kali mengenal gagasan nasionalis saat hidup di bawah pemerintahan Oemar Said Tjokroaminoto. Kemudian, sebagai mahasiswa di Bandung, ia mendalami filsafat politik Eropa, Amerika, nasionalis, komunis, dan agama, hingga akhirnya mengembangkan karyanya menjadi ideologi politik kemandirian ala sosialis Indonesia. Ia mulai mengorganisir ide-idenya sebagai Marhaenisme, yang berasal dari nama Marhaen, seorang petani Indonesia yang ia temui di wilayah Bandung selatan yang memiliki sebidang tanah kecil dan mengolahnya sendiri, sehingga menghasilkan pendapatan yang cukup untuk menghidupi keluarganya.
Di universitas, Sukarno mulai mengorganisir klub belajar untuk mahasiswa Indonesia, Algemeene Study Club, berbeda dengan klub mahasiswa yang didominasi mahasiswa Belanda.
Partisipasi dalam Partai Nasional Indonesia
Pada tanggal 4 Juli 1927, Soekarno dan kawan-kawan mendirikan Algemeene Study Club partai pendukung kemerdekaan, Partai Nasional Indonesia (PNI), dan Sukarno terpilih sebagai pemimpin pertamanya. Partai ini mendukung kemerdekaan Indonesia dan menolak imperialisme dan kapitalisme karena meyakini kedua sistem tersebut memperburuk kehidupan rakyat Indonesia. Partai ini juga menganjurkan sekularisme dan persatuan antar suku yang berbeda di Hindia Belanda untuk membentuk Indonesia bersatu.
Sukarno juga berharap Jepang akan memulai perang melawan kekuatan Barat dan Jawa kemudian bisa memperoleh kemerdekaannya dengan bantuan Jepang. PNI memperoleh lebih banyak pendukung, terutama di kalangan lulusan muda yang menginginkan kebebasan dan peluang lebih besar yang tidak mereka dapatkan dalam sistem politik kolonialisme Belanda yang rasis dan restriktif. Hal ini terjadi segera setelah disintegrasi Sarekat Islam pada awal tahun 1920-an dan runtuhnya Partai Komunis Indonesia setelah pemberontakan yang gagal pada tahun 1926.