Perkembangan Sistem Informasi Program Keluarga – Sistem Keluarga adalah salah satu teori Dr. Murray Bowen, yang menunjukkan bahwa individu, bahkan dalam keterikatan emosional, tidak dapat dipahami secara terpisah satu sama lain tetapi sebagai bagian dari keluarga mereka.
dodingtonfamily -Ada beberapa teori psikologi yang menjelaskan dinamika kesejahteraan keluarga. Salah satu yang paling terkenal disebut teori sistem keluarga atau teori sistem keluarga. Teori ini dikembangkan oleh psikiater dan peneliti Murray Bowen antara tahun 1913 dan 1990.
Berdasarkan buku berjudul Clinical Applications of Bowen’s Family System Theory, Bowen’s Family System Theory adalah teori perilaku manusia yang memandang keluarga sebagai unit emosional dan menggunakan pemikiran sistem untuk memahami interaksi kompleks unit-unit tersebut. menggambarkan. Diketahui bahwa hubungan ikatan emosional antar anggota sudah menjadi hakikat keluarga.
Menurut Bowen, keluarga adalah suatu sistem di mana setiap anggota mempunyai peran dan aturan yang harus dihormati. Anggota sistem diharapkan untuk merespons satu sama lain dengan cara tertentu tergantung pada peran mereka. Pola muncul dalam batasan sistem karena perilaku anggota keluarga menyebabkan perilaku anggota keluarga lainnya dengan cara yang dapat diprediksi.
Teori tersebut menyebutkan bahwa keluarga sangat mempengaruhi pikiran, perasaan dan tindakan anggotanya. Orang sering kali tampaknya hidup di bawah “kulit emosional” yang sama. Hubungan mencari, misalnya, persetujuan bersama, dukungan, atau harapan bersama. Keterhubungan dan daya tanggap ini membuat anggota keluarga bergantung satu sama lain.
Situs resmi Bowen Center menjelaskan lebih lanjut bahwa setidaknya ada delapan konsep yang saling terkait dalam teori sistem keluarga. Bowen kemudian melengkapinya dengan menggunakan sistem pemikiran logis dan sistematis untuk menggabungkan pengetahuan manusia sebagai produk evolusi dengan pengetahuan dari penelitian yang sudah dikenal.
Asumsi dasarnya adalah bahwa sistem emosi yang berkembang selama miliaran tahun menentukan sistem hubungan manusia. Manusia memiliki “otak berpikir”, bahasa, psikologi dan budaya yang kompleks, namun tetap melakukan semua hal yang biasa dilakukan makhluk hidup lainnya.
Dengan demikian, dalam teori sistem keluarga,dapat dipahami bahwa sistem emosional mempengaruhi sebagian besar aktivitas manusia dan merupakan kekuatan pendorong utama di balik perkembangan masalah klinis.
Mengetahui cara kerja sistem emosional(termasuk keterikatan emosional) dalam keluarga, tempat kerja, dan sistem sosial seseorang memberikan cara baru dan lebih efektif dalam memecahkan masalah.
Ada dua jenis keluarga dilihat dari statusnya. Pertama, keluarga biologis, yang dalam terminologi Bossard dan Boll disebut sebagai keluarga prokreasi. Dalam keluarga seperti ini, terdapat ikatan darah antara ayah, ibu dan anak yang tidak dapat padam. Sekalipun mereka tinggal berjauhan atau bahkan bercerai, mereka tetap memiliki hubungan darah. Oleh karena itu, keluarga ini sering disebut sebagai “segitiga abadi”.
Baca Juga : Sistem Informasi Tentang Keluarga Miskin
Kedua, keluarga orientasi ( keluarga orientasi), yaitu keluarga yang lebih bergantung pada adanya pengaruh yang mempengaruhi di antara anggotanya dan, yang terpenting, pada pencarian orientasi oleh anak-anaknya. orang tua. Berbeda dengan keluarga biologis yang mempunyai ikatan sangat erat dan stabil, keluarga orientasi mempunyai ikatan yang bersifat tidak kekal dan mudah berubah. Keluarga ini sering disebut sebagai keluarga interaktif ( interactive family) atau keluarga psikologis (psychological family),mengingat intensitas hubungan dan banyaknya faktor psikologis yang mempengaruhi hubungan mereka.
Dari segi kelas, keluarga dibagi menjadi beberapa kategori
Baca Juga : Sejarah Tentang Tuhan Yesus
Dari sudut pandang sosiologi, keluarga adalah suatu unit sosial yang terdiri dari laki-laki, perempuan dan anak-anak yang belum dewasa. Keluarga ini adalah komunitas yang utama, yang terpenting bagi perusahaan, karena hubungan antar anggotanya sangat erat dan abadi.
Adapun alasan keluarga, ada beberapa hal yang melatar belakanginya:
Pertama, alasan biologis (gender) dan keturunan. Alasan ini adalah alasan yang paling sering dikemukakan orang. Karena saya yakin dengan menikah dan berkeluarga, hasrat seksual mereka tersalurkan tanpa takut berbuat dosa dan mendapat kutukan Tuhan, termasuk tertular penyakit menular seksual. Selain itu, mereka juga bisa mempunyai anak yang meneruskan kisah hidupnya dan meneruskan keinginan orangtuanya yang belum tercapai.
Kedua alasan ekonomi.Alasan ekonomi sering kali (meski tidak selalu) dikemukakan oleh mereka yang berencana menikah dengan anak laki-laki dari keluarga kaya. Alasan ini didasarkan pada anggapan bahwa materi merupakan pertanda kebahagiaan dalam keluarga. Dalam hal ini perkawinan hanya dijadikan sebagai instrumen transaksi komersial.Alasan ekonomi ini juga sering dikemukakan (walaupun secara sembunyi-sembunyi) oleh keluarga petani yang memiliki lahan sawah yang luas dan membutuhkan seorang petani.
Oleh karena itu, ketika keluarga petani menikahkan anak laki-lakinya, mereka lebih mengandalkan eksploitasi kekuasaan menantu laki-lakinya dibandingkan membahagiakan anak laki-lakinya di rumah. Meski demikian, ada juga yang berpikir lebih realistis. Konon, alasan ekonomi dijadikan landasan oleh calon pasangan untuk berhemat nantinya dibandingkan saat sama-sama masih lajang atau pacaran.
Ketiga Alasan adanya rasa aman atau perlindungan, baik fisik maupun psikis. Tempat aman dan tenteram ini biasanya muncul pada perempuan yang mengharapkan tempat untuk diandalkan dan tempat perlindungan bagi kedamaian dan keamanan hidup mereka. Namun, hal ini juga umum terjadi pada pria yang menginginkan kehidupan keluarga yang terorganisir dan teratur untuk memenuhi kebutuhan fisik dan psikologisnya. Saya yakin rasa aman dan nyaman dalam kehidupan berkeluarga hanya bisa terpuaskan jika ada suami atau istri yang setia, mau memahami perasaannya, menghargai pendapatnya, dan mendukungnya dalam membantu kesulitannya.
Selain itu, menurut R.E. Menurut Baber (1953) dalam bukunya Marriage and Family, memulai sebuah keluarga juga dapat didasarkan pada motivasi yang ditujukan pada terwujudnya keinginan untuk terus menerus bersama orang yang dicintainya. Saling memberi dan menerima, saling menjaga dan memenuhi kebutuhan, saling mencintai dan merawat adalah alasan yang paling rasional dan masuk akal, menurut pakar psikologi keluarga.
Pola hidup berkeluarga pada hakikatnya merupakan pengakuan terhadap hakikat manusia sebagai makhluk sosial dan makhluk pribadi yang pada hakikatnya adalah makhluk ciptaan Tuhan.Oleh karena itu, perkawinan tidak hanya bersifat fisik atau fisik seperti dalam bentuk persetubuhan, tetapi fisik adalah penyatuan pribadi seutuhnya dari kedua belah pihak. Dari hal-hal kecil dalam kehidupan sehari-hari hingga rasa memiliki satu sama lain, masuk ke dunia satu sama lain dan saling membantu.Semua itu merupakan cerminan rasa cinta dan saling membutuhkan antara kedua belah pihak. Dengan cara ini, kedua belah pihak bisa saling menyempurnakan.Dan itu baru akan bertambah ketika anak-anak mereka lahir.
Apa Itu Program Keluarga Berencana - Keluarga berencana, yang lebih dikenal sebagai KB, adalah inisiatif…
Dimana keluarga kerajaan Jerman sekarang - Ratu Inggris merayakan ulang tahun ke-70 takhtanya akhir pekan…
Memahami Keluarga Kerajaan Spanyol - Jika Anda ingin mengenal keluarga kerajaan Spanyol, Anda akan menjelajahi…
Faktor Yang Melanggengkan Bisnis Keluarga - Bisnis keluarga adalah jenis usaha yang rentan terhadap kebangkrutan.…
Keluarga Tentang Haldy Sabri Momong 2 Anak Irish Bella - Potret Haldi Sabri, salah satu…
Kisah Keluarga Membangun Jembatan - Kisah keluarga membangun jembatan setelah tetangga memblokir jalan menuju rumah…