Pengertian Keluarga Toxic
4 min readPengertian Keluarga Toxic – Keluarga Toxic adalah anggota keluarga yang berperilaku merugikan anggota lain baik secara verbal maupun non-verbal. Tinggal di lingkungan yang sakit jiwa dapat menimbulkan stres pada setiap orang, termasuk orang dewasa. Lingkaran dalam yang negatif dapat berdampak negatif terhadap semua anggotanya. Jika ya, bagaimana caranya melepaskan diri dari lingkungan keluarga yang beracun?
Pengertian Keluarga Toxic
dodingtonfamily – Banyak tindakan orang lain yang berdampak negatif pada kita. Tentu saja jarang sekali orang-orang beracun yang memahami dampak besar ini, sehingga mereka terus melakukan perilaku negatif yang pada akhirnya memperburuk kondisi kesehatan mental di lingkungannya.
Apa itu keluarga beracun?
Kehidupan tentu tidak selalu berjalan mulus. Apalagi pada unit terkecil bernama keluarga, yaitu lingkungan terkecil dan terdekat dengan kita. Namun apa daya bila dalam skala terkecil sekalipun kita sering menemukan banyak permasalahan mulai dari yang biasa hingga yang tidak sehat.
Terdapat sedikit perbedaan perilaku hingga akhirnya diketahui beracun. Jika anggota keluarga bereaksi terhadap suatu masalah dengan perilaku seperti marah dan menuntut, terkadang hal ini masih normal.
Namun jika tingkat konsekuensinya tinggi dan perilaku tersebut semakin menyimpang hingga merugikan anggota keluarga, maka dapat dikatakan perilaku tersebut menjadi toksik dan terulang kembali.
Keluarga yang toksik adalah anggota keluarga yang perilakunya menyakiti anggota lain baik secara verbal maupun verbal. Cara menyelesaikan masalah keluarga bukan dengan mencari titik terang, tapi mempersulitnya.
Penyebab Perilaku Toxic dalam Keluarga
Ada banyak faktor yang melatarbelakangi hubungan beracun antar anggota keluarga yang membuat hubungan menjadi kurang baik dan tidak nyaman.
1. Masalah yang lebih besar muncul dalam keluarga
Bisa dikatakan sebagian besar permasalahan dalam keluarga yang toxic bermula dari masalah yang tidak dapat dihindari dan berdampak besar pada seluruh anggota keluarga. Beberapa contohnya adalah perceraian, bencana besar, keuangan keluarga yang merosot drastis, dan masih banyak lagi.
Baca Juga : Sejarah Museum Pos Indonesia
Kondisi ini tentunya dapat menggoyahkan kestabilan emosi setiap anggota keluarga, apalagi pada keluarga yang toxic. Hingga akhirnya menimbulkan sederet masalah baru dan sederet perilaku negatifnya.
2. Anak mempunyai kelainan fisik atau sakit
Dalam beberapa situasi keluarga, kelainan atau penyakit fisik anak terkadang menjadi penyebab perilaku toksik. Ketika seorang anak terlahir dalam kondisi sakit atau cacat, terkadang membuat sedih dan stres beberapa anggota keluarga.
Keluarga Toxic
Stres ini seringkali tidak disebabkan oleh ekspektasi keluarga yang mengharapkan anaknya memiliki karakter yang normal dan dapat dibanggakan. Sehingga kehadiran keadaan di luar kendalinya dipandang sebagai malapetaka dan musibah yang menghancurkan impiannya dan memicu perilaku beracun tersebut.
3. Pengaruh lingkungan suku dan budaya
Penyebab utama yang masih sering ditemui di masyarakat saat ini adalah pengaruh lingkungan keluarga dengan budaya yang ketat sehingga seringkali memicu perilaku beracun.
Misalnya di Indonesia sendiri, di beberapa daerah terpencil, masih terdapat budaya nikah muda, jadi jika ada satu anak dalam satu keluarga yang sudah mencapai nikah tengah di sana.
Namun jika belum menikah, Anda akan selalu digunjingkan atau mendapat tekanan sosial, yang akhirnya berdampak pada anggota keluarga juga. Tekanan tersebut pada akhirnya berujung pada perilaku toksik pada anggota keluarga yang secara verbal dan verbal menyakiti dirinya.
Meskipun terkadang niatnya baik, perilaku menjadi racun dalam sebuah keluarga jika merugikan orang yang dibicarakan tanpa rasa bersalah atau empati terhadap pelakunya. Apa saja fiturnya?
Ciri-Ciri Sikap Keluarga yang Toxic
Untuk menghindari sikap-sikap beracun, kamu harus mengetahui ciri-cirinya agar kamu tahu kapan harus melepaskan diri karena keluargamu semakin beracun. Tanda-tanda berikut ini menunjukkan bahwa Anda berada di lingkungan keluarga yang beracun.
1. Perasaan tidak nyaman di rumah atau bersama anggota keluarga
Rumah yang seharusnya diakui sebagai tempat ternyaman yang selalu dirindukan, belum tentu terasa nyaman di lingkungan keluarga yang beracun.
Menjadi bagian dari keluarga yang beracun hanya membuatmu tidak nyaman dan sesak hingga membuatmu ingin segera pergi.
Seringkali perasaan tersebut ditimbulkan oleh anggota keluarga tertentu yang selalu membuat Anda menghindarinya dan malas menghubunginya.
Selain berdampak buruk, perilaku yang dilakukan dalam keluarga beracun juga dapat merenggangkan hubungan antar anggota keluarga.
2. Tuntutan keluarga lebih dari sekedar dukungan
Apakah anda merasa tuntutan keluarga anda terlalu banyak? Kalau syaratnya wajar, seperti giat belajar, masih bisa disebut wajar.
Namun, jika permintaan Anda tidak diimbangi dengan dukungan tanpa mempertimbangkan perasaan Anda, kemungkinan besar keluarga Anda akan menjadi racun.
Yang terburuk, kamu terkadang dibandingkan dengan anggota keluarga lain karena kamu tidak pandai dalam suatu hal. Faktanya, anggota keluarga harus saling mendukung agar Anda pun bisa berkembang.
3. Sakit hati secara verbal dan lisan
Salah satu ciri orang yang toxic adalah mereka sering menyakiti lawan bicaranya secara verbal bahkan verbal. Disadari atau tidak, perilaku tersebut merupakan kebiasaan yang semakin banyak dilakukan.
Anggota keluarga yang beracun biasanya mudah marah dan sering melontarkan kata-kata yang dapat menyakiti hati lawan bicaranya. Hal ini membuat kondisi rumah menjadi sangat buruk dan tidak sehat bagi tumbuh kembang anak-anak di dalam rumah tersebut.
4. Jarang bersyukur
Keluarga biasanya menyikapinya secara positif dan bersyukur atas usaha Anda, meski terkadang hasilnya tidak sesuai harapan. Namun, keluarga beracun ini biasanya tidak memperdulikan hal-hal seperti itu.
Anggota keluarga beracun ini lebih peduli pada dirinya sendiri dibandingkan orang lain. Mereka mungkin menganggap urusan orang lain tidak penting. Apalagi dalam urusan hati, orang-orang beracun di rumah ini tidak keberatan mengkhawatirkan perasaan anggota keluarga lainnya.
Jadi, sekeras apa pun Anda berusaha mencapai sesuatu, Anda tidak akan mendapatkan pengakuan atau respons yang baik.
5. Kebutuhan yang Tidak Terpuaskan
Di dalam rumah tentunya setiap anggota keluarga berhak untuk memenuhi kebutuhannya serta menjamin kenyamanan dan keamanan. Namun sayangnya, dalam situasi keluarga yang beracun ini, Anda mungkin merasa banyak kebutuhan dasar Anda yang tidak terpenuhi.
Kebutuhan tersebut dapat berupa pangan, sandang, papan, dan kebutuhan sekunder yang menunjang aktivitas sehari-hari. Selain itu, sebagai sesama manusia hendaknya mempunyai hak atas rasa nyaman dan aman, serta hak asasi manusia sebagai anggota keluarga.
Setelah membaca ulasan di atas, apakah Anda sudah bisa memastikan apakah keluarga Anda beracun atau tidak? Saya harap Anda bukan salah satu dari orang-orang yang berada di lingkungan yang tidak sehat.