Membangun Keluarga Inti Yang Bahagia dan Sejahtera
3 min readMembangun Keluarga Inti Yang Bahagia dan Sejahtera – KB (Keluarga Berencana) merupakan salah satu program pemerintah yang bertujuan untuk mengentaskan kemiskinan, khususnya melalui pengaturan perkawinan, reproduksi, jarak kelahiran, dan jumlah anak ideal dalam sebuah keluarga. Program keluarga berencana diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memutus siklus kemiskinan. Logika sederhananya adalah dalam kondisi ekonomi normal, lebih mudah membesarkan dan mengasuh satu atau dua anak dibandingkan lima atau tujuh anak.
Membangun Keluarga Inti Yang Bahagia dan Sejahtera
dodingtonfamily – Studi kasus di negara-negara maju menunjukkan bahwa kesadaran akan pentingnya keluarga inti yang bahagia, sehat dan sejahtera sudah menjadi hal yang sangat mendasar. Tiongkok, misalnya, memiliki undang-undang yang menyatakan bahwa setiap keluarga hanya boleh memiliki satu anak, dan memiliki lebih banyak anak akan dikenakan sanksi yang berat. Di Amerika Serikat, banyak pasangan memilih untuk tidak mempunyai anak karena mereka tidak memiliki pekerjaan tetap yang dapat menghidupi keluarga mereka.
Namun berbeda halnya dengan masyarakat Indonesia. Pasangan suami istri sering kali tidak memiliki pekerjaan tetap meskipun mereka telah mempunyai satu hingga tiga anak. Oleh karena itu, diperlukan kontribusi sosial yang berkelanjutan dengan berbagai pendekatan sosial untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya keluarga berencana.
Keberhasilan program keluarga berencana akan mendorong pertumbuhan ekonomi. Di sisi lain, kegagalan dalam keluarga berencana menyebabkan ledakan penduduk yang menimbulkan permasalahan sosial seperti terbatasnya kesempatan kerja dan pembatasan pangan. Akibatnya, pengangguran akan meningkat dan kemiskinan pun meningkat.
baca juga : Manfaat Menghabiskan Waktu Bersama Keluarga
Pada dasarnya program KB menyasar seluruh lapisan masyarakat, tidak hanya masyarakat miskin, namun juga sektor pembangunan perempuan. Selain manfaat KB, hal ini juga dikaitkan dengan masalah kesehatan bagi keluarga, khususnya ibu. BKKBN menargetkan sekitar 7,1 juta peserta KB baru pada tahun 2010. Dari jumlah tersebut, 3,7 juta orang terbagi dalam keluarga kurang mampu, kaya, dan miskin.
Program keluarga berencana berjalan seiring dengan penguatan kebijakan perempuan dan membantu mencapai keadilan dan kesetaraan gender. Kebijakan ini telah diterjemahkan ke dalam beberapa program aksi. Pertama, meningkatkan akses terhadap pendidikan di seluruh jaringan sehingga perempuan memiliki daya tawar yang lebih besar dalam mencapai keadilan dan kesetaraan gender. Kedua, meningkatkan partisipasi masyarakat dalam menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan anak serta menjaga kesehatan reproduksi, termasuk keluarga berencana. Ketiga, akses perempuan terhadap usaha di sektor ekonomi produktif, termasuk pembiayaan untuk pelatihan usaha, program perluasan kesempatan kerja, dan intelijen pasar, untuk mendorong munculnya kemandirian perempuan dalam berwirausaha.
Keempat, meningkatkan partisipasi perempuan dalam pengambilan keputusan dan perumusan kebijakan, sehingga tercipta kesinambungan perempuan di berbagai bidang. Kelima, memperkuat perlindungan perempuan dan anak untuk mencegah diskriminasi, eksploitasi dan kekerasan, serta perdagangan manusia (trafficking), berdasarkan prinsip integrasi dan proporsionalitas.
baca juga : Museum Sejarah Yang Menarik Untuk Dikunjungi Di Inggris
KB Banten
Saya selaku Gubernur Provinsi Banten terus menghimbau kepada masyarakat Provinsi Banten untuk turut serta dalam program KB, termasuk pada puncak Bab 18. Hari Keluarga Nasional (Harganas) akan digelar pada Selasa (19 Juli) di Alun Alun Barat, Kota Serang. “Pada Hari Keluarga ini kita perkuat program kependudukan dan KB nasional,” ujarnya dalam acara bertema “Dalam Semangat XVIII mengkomunikasikan pentingnya KB. KB merupakan program keluarga kecil yang berkualitas, bahagia dan sukses. Perkembangan program KB di Banten terus meningkat dari tahun ke tahun.
Misalnya saja jika dilihat dari partisipasi keluarga, pada tahun 2009 terdapat 311.103 keluarga atau pasangan usia subur (PUS) yang berpartisipasi. Sedangkan jumlah keluarga peserta KB mencapai 374.262 keluarga pada tahun 2010. Sementara itu, target 376.000 rumah tangga pada tahun 2011 telah meningkat menjadi sekitar 190.000 rumah tangga atau 52% pada pertengahan tahun ini. Peningkatan jumlah peserta program KB diharapkan dapat menurunkan pertumbuhan penduduk di Provinsi Banten yang mencapai 2,78% pada tahun 2010. Keberhasilan program KB di atas tidak terlepas dari peran seluruh pemangku kepentingan yang bekerja sama dengan BKKBN, termasuk komponen TNI dalam program KB medis terpadu.
Pertumbuhan penduduk Provinsi Banten tertinggi terjadi di wilayah perkotaan, khususnya di wilayah metropolitan Jakarta dan Kota tetangga, Kota Tangerang. Pertumbuhan penduduk bukan disebabkan oleh angka kelahiran, melainkan karena adanya pendatang baru dari luar daerah. Menurut Badan Pusat Statistik, jumlah penduduk Pulau Banten saat ini berjumlah 10,6 juta jiwa.