Dodingtonfamily Info Keluarga Tertua Di Dunia

Informasi Mengenai Keluarga Yang Memiliki Garis Keturunan Yang Lama Hingga Ribuan Tahun

Faktor Yang Melanggengkan Bisnis Keluarga

4 min read
Faktor Yang Melanggengkan Bisnis Keluarga

Faktor Yang Melanggengkan Bisnis Keluarga  –  Bisnis keluarga adalah jenis usaha yang rentan terhadap kebangkrutan. Dalam upaya untuk mempertahankan hubungan, sering kali perusahaan menjadi korban. Penelitian menunjukkan bahwa 30 persen bisnis keluarga hanya mampu bertahan hingga generasi kedua, dan hanya 12 persen yang mampu mencapai generasi ketiga.

Faktor Yang Melanggengkan Bisnis Keluarga

Faktor Yang Melanggengkan Bisnis Keluarga

 

dodingtonfamily – Anda mungkin bertanya-tanya tentang upaya yang dilakukan oleh 12 persen bisnis keluarga tersebut sehingga mereka bisa bertahan hingga generasi ketiga. Apakah ada faktor tertentu yang membuat mereka bisa berlanjut selama itu?

Ternyata, ada beberapa faktor yang memungkinkan bisnis keluarga bertahan hingga beberapa generasi, sebagaimana yang disebutkan oleh Enterpreneur pada Sabtu, 12 September 2015.

1. Kuatnya rasa persatuan dalam keluarga

Keluarga yang kompak lebih mudah beradaptasi dengan perubahan dan biasanya mengutamakan kepentingan bisnis dan keluarga dibandingkan kepentingan individu. Mereka biasanya membangun persatuan melalui komunikasi yang baik di antara anggota keluarga. Beberapa hal yang dilakukan antara lain:

 

Baca Juga :Keluarga Tentang Haldy Sabri Momong 2 Anak Irish Bella

 

4 Faktor yang Melanggengkan Bisnis Keluarga
– Mengadakan pertemuan keluarga secara rutin
– Mendidik anggota keluarga mengenai bisnis
– Mengembangkan keterampilan dalam menyelesaikan konflik
– Mempelajari komponen komunikasi yang efektif

2. Tidak hanya memikirkan keuntungan dan uang

Keluarga yang berhasil berkomitmen pada seperangkat nilai di luar sekadar keuntungan dan uang. Nilai-nilai ini oftentimes terwujud dalam bentuk misi atau visi yang jelas.

Contohnya, salah satu keluarga bekerja sama dengan mendefinisikan misi mereka untuk menciptakan peluang ekonomi bagi karyawan dan masyarakat sekitar. Membangun seperangkat nilai inti ini memberi anggota keluarga tujuan serta kesempatan untuk berkontribusi dalam hal yang lebih besar. Keluarga tersebut:

– Menentukan nilai-nilai inti
– Menerjemahkan nilai-nilai tersebut ke dalam tindakan nyata
– Menggunakan nilai-nilai untuk membangun budaya yang kokoh

3. Memiliki visi terpadu

Tanpa perencanaan suksesi yang terencana dengan baik, meneruskan kepemimpinan dari satu generasi ke generasi berikutnya akan terasa seperti menyerahkan kotak Pandora yang menyimpan banyak masalah kompleks.

Perencanaan suksesi jauh lebih kompleks dari sekadar menentukan siapa yang akan menjadi CEO berikutnya. Aspek perubahan manajemen, perpajakan, dan pensiun sangat terkait dengan suksesi, dan untuk menghadapi tantangan-tantangan ini, bisnis keluarga yang berhasil akan:

– Membangun dewan independen untuk memberikan akuntabilitas kepada manajemen
– Mengatur rencana strategis bisnis secara rutin
– Menyelaraskan strategi dengan nilai dan visi keluarga

4. Mempersiapkan generasi berikutnya

Investasi pada generasi berikutnya adalah suatu keharusan. Sayangnya, ‘investasi’ tersebut sering disalahartikan sebagai ‘menemukan CEO berikutnya’. Ini adalah perangkap umum yang dihadapi oleh bisnis keluarga yang mengalami kebangkrutan sebelum mencapai generasi berikutnya.

Dalam banyak kasus, keturunan yang bergabung dalam bisnis keluarga hanya untuk menyenangkan orang tua berpotensi menjadi penerus yang berkinerja buruk dan memiliki harga diri yang rendah.

Di bawah kepemimpinan mereka, bisnis tersebut lebih sering kali gagal. Mereka menjadi sasaran dari apa yang disebut ‘penerus terkutuk’. Generasi yang ‘terkutuk’ ini cenderung meniru orang tua mereka. Keluarga yang sukses dan multi-generasi dapat menghindari kutukan ini dengan cara berinvestasi pada generasi berikutnya melalui:

– Membantu generasi penerus memilih karir yang sesuai dengan keterampilan dan passion mereka
– Mempersiapkan generasi penerus untuk menjadi pemilik yang bertanggung jawab
– Membimbing generasi penerus untuk bertanggung jawab atas kinerja mereka
– Mendidik generasi penerus tentang tantangan di bidang kepemimpinan

 

Baca Juga : Art Gallery Recommendations in Malang 

 

Tips Mempertahankan Bisnis Keluarga

Seperti yang telah diuraikan dalam artikel sebelumnya, mempertahankan dan mengembangkan bisnis keluarga bukanlah hal yang mudah. Berikut adalah tips untuk melakukan hal itu:

  • Rencanakan kesuksesan secara strategis. Bisnis keluarga yang bertahan umumnya memiliki rencana suksesi jangka panjang yang strategis. Kemampuan merencanakan penerus pimpinan perusahaan sangat krusial untuk kesuksesan perusahaan di masa mendatang. Dalam proses ini, penting bagi perusahaan untuk menghapus persepsi di antara karyawan non-keluarga bahwa pemimpin berikutnya hanya menduduki posisinya karena faktor hubungan keluarga. Mereka harus diyakinkan bahwa proses suksesi dilakukan secara profesional, bahkan untuk anggota keluarga yang dipercaya sebagai pemimpin.
  • Kelola secara objektif. Bisnis keluarga yang dapat bertahan lintas generasi biasanya memiliki dewan yang terdiri dari kombinasi anggota keluarga dan profesional. Ini dilakukan untuk menjaga objektivitas perusahaan.
    Manfaatkan merek keluarga. Bisnis keluarga yang sukses memahami cara memanfaatkan merek atau reputasi keluarga untuk keuntungan perusahaan. Hal ini penting karena umumnya, perusahaan keluarga lebih dipercaya oleh klien dan konsumen. Kepercayaan ini harus dipertahankan melalui proses dan tata kelola organisasi yang baik. Perselisihan internal, jika tidak ditangani, dapat mempengaruhi pasar dan pada akhirnya merusak merek.
  • Berpikir jangka panjang. Menurut Nicolas Kachaner, George Stalk, Jr. , dan Alain Bloch dalam “What You Can Learn from Family Business”, bisnis keluarga cenderung bersikap konservatif dalam mengejar peluang keuntungan. Mereka biasanya menghindari utang, berhemat, dan mempertahankan keadaan yang ada. Padahal, jika bisnis keluarga dapat memanfaatkan peluang di masa-masa yang menguntungkan, mereka akan memiliki peluang lebih besar untuk bertahan di masa-masa sulit.
  • Hal ini sejalan dengan laporan The Economist yang menunjukkan bahwa dari 114 bisnis keluarga di antara 1. 200 perusahaan besar, bisnis keluarga memiliki nilai lebih tinggi dalam aspek budaya, motivasi pekerja, dan kepemimpinan. Namun, penelitian yang sama juga menunjukkan bahwa perusahaan keluarga memiliki nilai yang lebih rendah dalam hal inovasi dan terlalu berfokus pada sisi internal.
    Mampu beradaptasi. Banyak perusahaan, baik keluarga maupun non-keluarga, mengalami kegagalan karena ketidakmampuan menghadapi perubahan mendasar, kontraksi ekonomi, dan disrupsi. Contohnya, kita bisa melihat bahwa banyak perusahaan transportasi tradisional seperti taksi telah jatuh satu per satu karena tidak mampu bersaing dengan layanan transportasi berbasis online. Oleh karena itu, bisnis keluarga perlu menghilangkan batasan yang menghambat inovasi.
  • Kematian beberapa perusahaan pada waktu tertentu mencerminkan siklus hidup industri, yaitu serangkaian evolusi sebuah industri seiring waktu, mulai dari tahap pengenalan, pertumbuhan, kematangan, hingga penurunan. Setiap perusahaan memiliki kecepatan berbeda dalam melewati tahap-tahap tersebut, dan dengan adanya disrupsi teknologi serta ekonomi saat ini, banyak perusahaan yang mengalami akselerasi menuju penurunan.
  • Untuk dapat bertahan, pimpinan bisnis keluarga harus mampu menyatukan dan menjaga sumber daya manusia dalam keluarga agar dapat mengawasi dan memberikan kontribusi terhadap perusahaan, memanfaatkan peluang, serta melindungi keluarga dan perusahaan dari berbagai ancaman.
  • Akhirnya, bisnis keluarga sangat tergantung pada kesatuan keluarga, keberhasilan finansial, dan dukungan dari setiap anggota keluarga. Oleh karena itu, perusahaan keluarga yang dapat bertahan perlu dijalankan oleh individu yang memiliki keinginan mendalam untuk melihat perusahaan terus sukses dan bermanfaat bagi generasi selanjutnya.
Copyright © All rights reserved. | Newsphere by AF themes.