Dodingtonfamily Info Keluarga Tertua Di Dunia

Informasi Mengenai Keluarga Yang Memiliki Garis Keturunan Yang Lama Hingga Ribuan Tahun

Mengapa Soeharto dan Keturunannya Disebut Keluarga Cendana

4 min read
Mengapa Soeharto dan Keturunannya Disebut Keluarga Cendana

Mengapa Soeharto dan Keturunannya Disebut Keluarga Cendana – Nama keluarga Cendana tentu sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia. Keluarga Cendana merupakan julukan yang diberikan kepada Soeharto dan keturunannya.

Mengapa Soeharto dan Keturunannya Disebut Keluarga Cendana

Mengapa Soeharto dan Keturunannya Disebut Keluarga Cendana

dodingtonfamily – Banyak yang bertanya-tanya dari mana asal julukan keluarga Cendana yang diberikan kepada Soeharto dan keturunannya.
Menurut laporan, julukan tersebut diambil dari nama tempat tinggal keluarga Soeharto.

Mereka saat itu berdomisili di Jalan Cendana 8, Menteng, Jakarta Pusat. Tak banyak orang yang mengetahui hal ini, namun kata itu sendiri berasal dari nama jalan di ibu kota tempat tinggal keluarga Soeharto. Judul video yang dikutip Senin (8 Mei 2024) berbunyi: “Tepat di Jalan Cendana 8, Menteng, Jakarta Pusat.”

Namun, masih belum jelas alasan Soeharto dan keluarganya tidak tinggal di Istana.
Mereka memilih tinggal di Jalan Cendana. Banyak yang berspekulasi bahwa Tien menyukai rimbunnya pepohonan di kawasan itu.

Ada yang bilang karena Pak Tien tertarik dengan hijaunya pepohonan di Jalan Cendana, lanjut keterangan video tersebut.

 

Baca juga : Keluarga Kerajaan Inggris

 

“Ada yang bilang itu karena ada bunker rahasia Belanda di bawah tanah.”

Sementara itu, Soeharto dalam otobiografinya mengatakan keluarganya ingin terlibat dalam masyarakat.

“Soeharto sendiri dalam otobiografinya mengatakan bahwa ia dan keluarganya harus lebih dekat dengan masyarakat,” bunyi caption tersebut. Inilah salah satu teori populer yang menyebabkan julukan keluarga Cendana merajalela di masyarakat. Keharmonisan dalam keluarga Cendana, Soeharto dan keluarga punya tradisi khusus yang dilakukan setiap malam.

Terlahir sebagai anak dari Soeharto, presiden kedua RI, Tommy Soeharto memang tak pernah menjadi pusat perhatian. Apalagi, Soeharto menjadi presiden terlama di Indonesia, dengan menjabat maksimal 32 tahun.

Keluarga Cendana juga mengikuti tradisi ini setiap malam. Menurut pengakuan Tommy Soeharto, hubungan keluarga Cendana sangat harmonis.

Mereka kerap berkumpul dan menghangatkan suasana. Dalam peluncuran kanal YouTube LENSA INDONESIA – RTV, Tommy Suharto memperlihatkan foto keakraban keluarga Cendana. Sambil berkeliling rumah, presenter menanyakan beberapa adat istiadat keluarga Cendana.

“Apakah keluarga Cendana sering mengadakan acara kumpul keluarga dan vihalal halal?” tanya tuan rumah.

Menanggapi pertanyaan pembawa acara, Tommy Suharto mengatakan keluarga Cendana punya jadwal khusus untuk berkumpul. Setiap hari, seluruh anggota keluarga Cendana harus berkumpul di rumah untuk makan malam.

Tommy Soeharto menjawab, “Kami makan malam bersama hampir tadi malam, saat kami berdua masih berkuasa.” Menu makan malamnya buatan sendiri seperti biasa.

 

Baca juga : Sejarah Museum Pendidikan Surabaya

 

“Menu internasionalnya hanya bahasa Jawa,” lanjutnya. Mantan suami Tata Chahyani itu pun mengungkap soal makanan favorit Soeharto dalam sebuah wawancara. Presiden kedua RI ini ternyata suka dengan sayur tempe buatan istrinya Tien.

Seperti dikutip dari saluran YouTube LENSA INDONESIA – RTV oleh TribunTrends, Tommy mengatakan, “Almarhum ibu saya selalu membuat sayur tempe (makanan kesukaannya), biasanya sayur tunggang, tapi tempe itu dimasukkan,” imbuhnya.

Keluarga Cendana selalu ngobrol bersama saat makan malam untuk mencairkan suasana. “Misalnya Park Harto sering memberi nasihat saat makan malam atau tidak? Atau dia mengingatkanmu, atau apakah makan malam adalah waktu yang tepat untuk memarahi anak-anak?” tanya pembawa acara. Tampaknya Soeharto sendiri tiba-tiba mulai menjawab lebih sedikit pertanyaan dari anak-anak.

Dengan berkumpul, semua anak bisa mendengar jawabannya dan mengetahui segalanya. “Tidak biasa. Ada anak yang bertanya dan semuanya dijawab, dijelaskan, dan dibimbing,” kata pria bernama lengkap Hutomo Mandala Putra itu.

Menurut Tommy Soeharto, ayah dan ibunya berpikiran terbuka. Tak heran jika Pak Soeharto selalu menjawab dan menjelaskan pertanyaan putra-putrinya secara detail saat makan malam. “Iya, bapak dan ibu sangat terbuka,” pungkas Tommy Soeharto.

Berkat adat berkumpul ini, keluarga Cendana tetap menjaga persatuan dan keharmonisan. Bukan hal yang aneh jika anak, cucu, dan cicit Soeharto berkumpul di acara-acara.

Kisah itu dibagikan melalui akun Instagram putri sulung Soeharto, Tutut. Terungkap, Soeharto dan Tien sempat adu mulut sebelum berangkat umrah. Pertengkaran tersebut dipicu oleh perbedaan keinginan Soeharto dan Tien mengenai kapan berangkat umrah. Ibu Tien ingin berangkat umrah pada tahun 1996 untuk memperingati 50 tahun pernikahannya dengan Soeharto. Namun, Soeharto bersikeras untuk hengkang pada tahun 1995. Karena itulah rencananya.

Putri sulungnya, Siti Hardijanti Hatuti atau yang lebih dikenal dengan sebutan Ibu Tutut, membagikan kisah tersebut di akun Instagram miliknya. Ia menegaskan, semua yang dilalui orang tuanya sudah ditakdirkan oleh Tuhan.

Tien Soeharto meninggal pada tahun itu juga, sehingga jika orang tuanya belum keluar rumah pada tahun 1996, ibunya mungkin belum sempat menunaikan ibadah umrah.

Namun pada tahun 1996, Soeharto akhirnya mencoba umrah sendirian, tanpa istrinya.
Ia kembali melakukan pengabdian tersebut bersama anak dan cucunya, memenuhi keinginan ibu Tien. “Pasangan itu salat bersama di pesawat pulang…jika bukan haji tahun 1991, maka umrah tahun 1995. Tidak ada catatan yang ditemukan.”

Sedangkan untuk umrah tahun 1995, sebenarnya sang ibu ingin menunaikan umroh pada tahun 1996, tepatnya di hari ulang tahun pernikahannya yang ke-50. Namun karena perjanjian sudah dibuat pada tahun 1995, ia memutuskan keluar dari perusahaan pada tahun 1995. Seandainya Anda tidak memaksa dan menunda ibadah umrah hingga tahun 1996, bisa jadi ibu Anda tidak bisa menunaikan ibadah umroh. Pak Seta meninggal dunia pada tahun 1996. Semuanya telah ditetapkan oleh Allah SWT.

Maka pada bulan Desember 1996, Pak Umra sendirian (tanpa ibu, namun ditemani anak dan cucunya), memenuhi keinginan ibunya. Seperti dikutip Grid.ID dari akun Instagram @tututsoeharto (10 September 2018), Pak Tutut menulis, “Manusia ingin, tapi Allah SWT yang menentukan.”

Copyright © All rights reserved. | Newsphere by AF themes.