Peran Keluarga dalam Membentuk Literasi yang Kuat dan Berkelanjutan
3 min readPeran Keluarga dalam Membentuk Literasi yang Kuat dan Berkelanjutan – Tanpa diragukan, fenomena globalisasi telah membawa generasi muda untuk berinteraksi dengan individu dari beragam latar belakang. Oleh karena itu, menyiapkan anak-anak muda yang mengedepankan perdamaian sejak usia dini lewat literasi keluarga menjadi sangat penting.
Peran Keluarga dalam Membentuk Literasi yang Kuat dan Berkelanjutan
dodingtonfamily – Mengapresiasi perbedaan dalam aspek agama, ekonomi, sosial, penampilan, kemampuan, dan minat merupakan factor krusial dalam menciptakan suasana damai di rumah, sekolah, maupun masyarakat.
Perdamaian adalah suatu ikatan yang berlandaskan prinsip keadilan, kebebasan, kesetaraan, serta solidaritas di antara manusia dan keseimbangan dengan lingkungannya. Sebab, perdamaian adalah harta paling berharga yang dimiliki umat manusia.
Budaya damai perlu dibangun dari keluarga, agar anak-anak belajar untuk menghormati orang lain dan melindungi yang lemah. Namun, orang tua juga harus berhati-hati, karena keluarga dapat menjadi tempat bagi anak untuk belajar prasangka, kebencian, dan bahkan kekerasan.
Baca Juga : Contoh Teks Deskriptif Tentang Keluarga
Perdamaian dapat terwujud apabila masyarakat saling menolong, menghargai satu sama lain, mencintai, tidak saling curiga, bertetangga dengan harmonis, menghormati perbedaan pandangan, dan membela mereka yang diperlakukan tidak adil.
Indonesia adalah contoh bangsa dengan kekayaan keragaman yang sangat beragam, baik dari segi budaya, adat, suku, hayati, bahasa, maupun agama. Jika anak-anak diajari untuk saling menghargai dan menerima perbedaan sejak dini, maka perdamaian pun akan tercipta.
Seharusnya, adanya keragaman tidak mengakibatkan hubungan antar individu menjadi renggang. Namun, jika kita perhatikan, banyak anak muda saat ini yang cepat marah, suka merendahkan orang lain, memiliki sikap pendendam, gemar berdebat, dan enggan untuk memaafkan atau meminta maaf.
Keluarga adalah pusat transformasi Indonesia, dengan orang tua sebagai teladan, inspirator, pembentuk karakter, dan penerang pengetahuan bagi anak. Sebab, orang tua memegang tanggung jawab penuh dalam mendidik anak agar mampu menjaga perdamaian.
Anak-anak akan lebih baik meniru perilaku damai dari gaya komunikasi orang tua, cara mereka menghadapi masalah, dan merespons tantangan. Orang tua seharusnya memberikan contoh kebaikan, saling pengertian, dan menumbuhkan empati antar sesama.
Jika orang tua memberikan contoh agresi dan intoleransi, anak akan cenderung mengikuti perilaku tersebut. Ketika anak mengalami kehidupan yang adil, secara tidak langsung, mereka sudah belajar tentang keadilan. Jika mereka hidup dalam lingkungan persahabatan, mereka juga akan belajar menemukan cinta di dunia.
Tujuan menciptakan budaya damai adalah mengajarkan anak untuk berpikir kritis. Proses belajar akan lebih efektif ketika anak terlibat langsung. Karena itulah, peranan literasi keluarga sangat vital dalam membentuk generasi damai sejak awal.
Literasi keluarga didefinisikan sebagai salah satu kekuatan dalam membentuk karakter anak. Penanaman nilai-nilai yang baik harus dimulai sejak dini, khususnya dalam menanamkan rasa persatuan dan kesatuan sebagai bagian dari bangsa.
Sebab, karakter baik untuk generasi masa depan akan menentukan arah perjalanan bangsa Indonesia di kemudian hari. Melalui literasi keluarga, nilai-nilai Pancasila harus diajarkan kepada anak-anak dari usia dini.
Literasi keluarga memainkan peran penting dalam membangun budaya damai di kalangan anak, terutama yang masih kecil. Literasi keluarga menjadi salah satu proses yang sangat menentukan karakter bangsa itu sendiri.
Baca Juga : Get to know the Soeshiro Sudarman Museum
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh keluarga dalam menciptakan budaya damai melalui literasi, di antaranya adalah menanamkan nilai-nilai multikultural, menghormati perbedaan pendapat, dan menjadi penengah saat terjadi konflik terkait agama, suku, dan ras.
Orang tua dapat menerapkan literasi keluarga dengan berbagai cara, misalnya dengan memberi kesempatan kepada anak untuk mendengarkan, berbagi cerita sambil melihat gambar, membaca tentang konsep perdamaian, mendiskusikan bacaan, serta memberikan hadiah kecil atau pujian setelah anak membaca.
Apabila seorang anak membaca lebih dari satu kali dalam sehari, itu akan memberikan dampak positif yang signifikan terhadap karakter dan pengetahuannya. Berkat literasi keluarga, orang tua tidak hanya berhasil membangun pengetahuan anak, tetapi juga berhasil menumbuhkan budaya damai, dan bisa melahirkan generasi yang mencintai kedamaian.
Karena anak yang berhasil bukanlah yang meraih nilai tertinggi, tetapi anak yang paling jujur, saling menghormati, pandai berinteraksi, kreatif, toleran, memiliki sikap kebangsaan dan dapat menjaga perdamaian. Sudah saatnya setiap keluarga di Indonesia mengambil langkah untuk merancang program literasi demi terciptanya perdamaian di tengah masyarakat.