Kerajaan Bisnis Keraton Yogyakarta
4 min readKerajaan Bisnis Keraton Yogyakarta – Kesultanan Yogyakarta dan Pakuaraman memelihara jaringan kekuasaan tidak hanya dalam aspek budaya, sosial, dan politik, tetapi juga dalam bidang ekonomi dan bisnis. Hal itu terungkap dalam survei Kus Sri Anthro dari Forum Komunikasi Masyarakat Pertanian (FKMA). Setidaknya 10 jaringan investasi bisnis besar telah didirikan di negara dengan hak khusus ini.
Kerajaan Bisnis Keraton Yogyakarta
dodingtonfamily – “Ini baru yang terdaftar, kecuali proyek tanah kas desa yang ukurannya jauh lebih besar,” ujarnya saat dihubungi Aktual.com pada Senin, 18 Juli. 10 investasi tersebut antara lain:
1. Berlokasi di PT Jogja Magasa Iron, Wates Kulonprogo. GKR Mankubumi/Pembayun (putri sulung Sultan HB X) menjabat sebagai komisaris dan BRM Haryo Seno (Pakuaraman) sebagai presiden dan direktur.
Perjanjian buruh industri seluas 3.000 hektar yang ditandatangani pada bulan November 2008 merupakan proyek penambangan pasir besi pertama di Jawa yang mengembangkan “industri baja terintegrasi”. Cadangan besi yang diekstraksi dari konsentrat pasir besi berjumlah 33,6 juta ton setara besi, dengan produksi sekitar 1 juta ton setiap tahunnya. Proyek ini akan menambang pasir besi dengan sistem pengolahan open pit dan menjalani proses konsentrasi dan peleburan sehingga menghasilkan pig iron dengan kandungan Fe sebesar 94%. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral telah menginvestasikan total $1,1 miliar, termasuk $5 juta dalam bentuk inventaris, fasilitas penggerak kereta api senilai $6 juta, pembangkit listrik 350 MW senilai $350 juta, fasilitas pelabuhan senilai $10 juta, dan investasi pertambangan tercatat . 600 juta USD.
Petani Pasir Pesisir (PPLP-KP) diketahui berseteru dengan Pakuaraman selama sepuluh tahun terakhir terkait klaim sepihak PT Yogya Magasa Iron atas status PAG atas lahan eksplorasi yang dimilikinya Selain itu, PT JMI diyakini telah mencemari lingkungan.
PT ke-2 Madhubal PG Madukismo, berlokasi di Kasihan Bantul. Seperti dilansir Sultan HB Antara (29 April), PG Madukismo menargetkan produksi gula sebanyak 41.250 ton dari 550.000 ton tebu giling pada tahun ini.
PT ke-3. Yarsilk Gola Mahottama di Imogiri Bantul. GKR Mangkubumi mengepalai perusahaan produksi sutra ini sebagai presiden dan direktur. Sejak tahun 1994, ulat sutera alam Attacus Atlas telah dimanfaatkan sebagai bahan baku produksi kain batik dan kerajinan tangan lainnya. Produk yang dihasilkan dikenal sebagai sutra kerajaan. Sebagian besar pasar ditujukan untuk ekspor karena harganya lebih tinggi dibandingkan jenis sutra lainnya.
baca juga : Fakta Menarik Keluarga Kim Kardashian Yang Jarang Diketahui
4. PT. Perusahaan tembakau Indonesia yang berbasis di Sewon Bantul, Yogyakarta. GKR Condrokirono (anak perusahaan kedua Sultan HB), perusahaan yang memproduksi rokok kretek tangan, merupakan mitra produksi rokok PT HM Sampoerna Tbk. PT ke-5. Indokor Bangun Desa di Bantul, Slandakkan. GKR Mangkubumi tercatat sebagai pemilik perusahaan yang bergerak di bidang budidaya udang untuk ekspor.
6. PT.Mataram Mitra Manungal (BPR Mataram). Perusahaan perbankan dan keuangan ini dipimpin oleh GKR Mankubumi sebagai presiden dan komisaris serta memiliki enam cabang di Yogyakarta.
7. Mal Kota Yogya. Letaknya di Jl Magelang KM 6 Sleman, Yogyakarta. Didirikan pada tahun 2013, Hypermall terletak di kawasan yang sama dan berada di bawah manajemen yang sama dengan hotel bintang 4 The Sahid Rich. Keduanya dipimpin oleh KGPH Hadiwinoto (saudara laki-laki Sultan HB X) sebagai komisaris PT. Mitra sejati Garuda.
8. Ambarkumo Plaza & Royal Hotel. Pusat perbelanjaan modern ini juga termasuk hotel bintang 5 berstandar internasional pertama di Indonesia dan dimiliki oleh Sultan HB.
9. PT Java Messa Sarana, perusahaan yang menyediakan jasa pengelolaan parkir pada perkantoran, pusat perbelanjaan (mal), rumah sakit, hotel dan tempat wisata di Yogyakarta. KPH Wironegolo (suami GKR Mankubumi) dikenal dengan sebutan Komisaris. 10. Jogja TV, saluran televisi swasta pertama di Yogyakarta. KGPH Prabkusumo (saudara tiri Monumen Televisi Sultan HB Yogyakarta). Pada bulan Februari 2012, siaran tersebut diterima di seluruh Indonesia dan luar negeri melalui antena satelit, dengan 80% konten program bersifat lokal. Sementara itu, Kusu menambahkan, jaringan usaha ini juga diperkuat dengan berbagai lembaga pendukung di bidang politik, ekonomi, dan sosial yang dimiliki oleh keluarga Kesultanan dan Pakuaraman.
baca juga :Minuman Koktail Inggris yang Populer
Diantaranya adalah KADIN DIY (2015-sekarang) yang diketuai oleh GKR Mankubumi, KONI DIY (2013-2016) yang diketuai oleh KGPH Prabkusumo, dan Persatuan Nelayan Seluruh Indonesia DIY (2009-2009) yang diketuai oleh KPH Wironegoro (sejak 2014), dan KPH Purbo Diningrat (2011-sekarang), diketuai oleh Asosiasi Perkebunan dan Kehutanan Masyarakat Mandiri Indonesia; Jogja Investment Forum, diketuai oleh KBPH Hadiwinoto; dan DPD KNPI (2015-2020), diketuai oleh GKR Condrokirono DIY State Karan Tarna (2014-sekarang ), diketuai oleh GKR Mangkubumi, dll.
“Ini bukti terjalinnya relasi kekuasaan. Peran mereka untuk menginisiasi investasi dan menabung di kalangan mereka (Kesultanan dan Pakuaraman),” ujarnya.
Kerajaan ekonomi serupa sudah muncul sejak masa sultan terdahulu (HB IX), lanjut Cus. Kelompok Hamengku Buwono, seperti halnya Sultan HB IX, dinilai sangat berperan penting dalam kebangkitan kapitalisme di Indonesia. Itu menunjukkan siapa saja yang menduduki posisi-posisi strategis pada era Sukarno dan Soeharto. Pada tahun 1952 (zaman Sukarno), Sultan mengangkat HB IX. Bersama Dr. Sumitro menjadi subyek mosi tidak percaya di DPR atas alokasi ilegal permintaan impor kendaraan dan senjata pemerintah yang terkait dengan PSI (Partai Sosialis Indonesia). Hal ini disusul oleh Sultan HB IX pada masa Soeharto. Ia juga salah satu kapitalis yang berkuasa, dan bisnisnya berkembang setelah tahun 1965.